ketika memutuskan untuk jauh dari orangtua,tidak mengira kalo ngekos itu ada enaknya.pas enaknya sih ya enak,pas ga enaknya,duh ga enak banget.kos kosan bagi anak kuliah atau yang lagi mncari pekerjaan udah ga asing lagi,termasuk juga yang udah berkeluarga,pasti ada yg kos kosan juga,entah kos kamar atau kos rumah.khusus untuk mahasiswa seperti saya,akan saya beri penjelasan selebar dan setinggi tingginya apa ga enaknya jadi anak kos.dapat dilist sebagai berikut:jrengggg
1. uang harus cukup
2. ketika lagi “home” sick:D
3. segala sesuatu yang berbau mandiri,seperti:makan beli sendiri,sakit ngurus sendiri,tidur buat senyaman mungkin sendiri,bangun subuh sendiri,dan yang paling parah adalah sahur nyari sendiri ,ditengah kegelapan malam dan dinginnya udara,ditemani oleh para jin jin yang masih berkeliaran dimana mana alias preman .bersihin kamar sendiri,dan berbagai duka yg lainnya.
4. para penghuninya,eits,jangan salah duyu,penghuni disini yg dimaksut adalah para penjaganya,wah,tambah salah kaprah lagi,maksotnya teman teman kos kita .
5. Bapak/Ibu kos
ya,teman kos mempunyai pengaruh yang besar dalam kesuksesan kita mencapai anak kos sejati,kenapa?karena kalo temannya mempunyai pengaruh yg baik kekita and membawa kita ke yang baik,kita beruntung banget bisa mendapatkan teman yg demikian ,terus teman yang mau berbagi suka dan duka bersama,teman yg suka traktir hehhehehehe.menurut survei yang dilakukan oleh saya,Terkadang banyak anak kos berpindah pindah tempat,salah satunya adalah ya karena teman ini.alasannya:teman kurang kompak,teman malas,teman muka cemberutan,teman ga mau bantu waktu dia susah dll.
lalu bicara ttg bapak/ibu kos juga berpengaruh disini,kalo bapak/ibu kosnya pelit,bisa kabur semua anak kos,orientasinya hanya ke uang doang,waktu puasa ga ngasih kita makanan dikitpun(ujung ujungnya makanan )susah juga sih berhadapan ama yg seperti ini,ya usaha yg dilakukan menurut logika ada dua:bertahan atau pindah ,dan saya memilih pindah karena akhirnya mendapatkan penghidupan yglebih baik disini.apa coba .
ketika seorang mahasiswa dihadapi dengan hal ini,hanya ada dua pilihan teori yang bisa dijalankan:menghadapi,atau hanya mendekam didalam kamar sampai perut berbunyi ga karuan minta dikasih energi.kenapa dia hanya mendekam didalam kamar sodara sodara?mudah saja,karena malas kalo menjalankan teori yang pertama,maka dia dikatakan anak kos sejati,alias sudah siap ama konsekuensi yg ada.
yang bermasalah jika berada dikondisi kedua,jangan diikuti oleh para calon anak kos dinegeri yang tercinta ini,karena dia rela mendekam dalam kamar daripada mencari makanan karena malas,contohnya adalah saya.mengapa anak kos seperti saya kadang berada pada situasi seperti ini?begini logikanya:
karena saya seorang kurir yang sedang dalam tahap pembelajaraan,maka setiap hari berhubungan ama komputer dan perkuliahan yang ujung ujungnya juga ttg kompi,maka akan tidak puas rasanya jika tidak membabat habis permasalahan yang ada di komputer sampai akhir,lalu setelah pembabatan,otomatis akan lelah,dan tempat persinggahan “kelelahan” ini ada di kos ku yang nyaman dan penuh senyuman ,lalu setelah nyaman di persinggahan,malas lagi keluar–>malas beli makan—>sakit.
ya,kebanyakan kenapa anak anak kos kebanyakan pada sakit,terutama penyakit khas kemasan dari anak kos yaitu tipes?ya penyebabnya adalah lgika yang saya jelaskan diatas.jadi,siap mental menjalani kehidupan anak kos,lebih diutamakan.ingat,kemalasan terjadi karena niat dan kesempatan yang ada.maka waspadalah.ting!!!!!!! <:-P ,tunggu artike saya selanjutnya ttg sukanya menjadi anak kos,hahahhahahhahha
tips :
"Anak kos harus hemat, biar kaya..wkwkww..." kayanya kata-katu itu yang sering kita dengar dari mulut orang-orang buat kita-kita(the KOster). yaaa, mau gimana lagi.. namanya juga anak kos..tapi apa salahnya mencoba kata "hemat" itu. (meskipun mau gak mau kita pasti bakal hemat)
berikut adalah tips hemat ala anak kos..agar the Koster (sebutan anak kos) bisa menggunakan uangnya lebih baik :
1.Setiap abis gajian, sisihkan terlebih dahulu sebagian gaji kita untuk ditabung, ini harus di lakukan di awal bulan untuk ”memaksakan” diri kita untuk menabung.
2.Ikutan arisan, nah ini buat yang ngak bisa nabung coz pengeluarannya banyak alias boros. Sebenernya dengan ikutan arisan, kita udah nabung, cuman klo arisan ngak bisa diambil semau kita.
3.Pisahkan rekening untuk keperluan sehari-hari dengan rekening saving, emang keliatan ribet sieh… tapi udah terbukti cukup efektif loh… jadi kita musti sabar ngeluangin waktu transfer sebagian duit ke rekening saving.
4. Pilih rekening saving yang biaya administrasi bulanannya kecil, untuk rekening keperluan sehari-hari, pilih-pilih ATM yang baik yah… maksudnya klo bisa jangan gunakan ATM bersama, gunakan sesuai dengan BANK-nya, lumayan kan hemat 3000 perak sekali transaksi.
5. Catering, ini lumayan ngebatasin pengeluaran, coz kita udah nyisihin duit buat makan 1 bulan ke depan, klo kebutuhan beras palingan kan bisa di kira-kira. Minimal kita kebiasa ngak jajan di luar… kan udah ada catering
6. Jangan mudik mulu….
7. Catat semua keperluan sehari-hari sebelum belanja, prioritaskan untuk belanja sesuai catatan yang kita buat
8. Jangan terlalu terpengaruh mode, periksa kembali lemari baju, padu padankan pakaian lama kita, tanpa harus beli yang baru
9. Belanja pakaian dengan model, motif dan warna yang netral, biar bisa di padu padankan.
10. Jangan biasakan menyimpan uang cash terlalu banyak di dompet, ini akan membuat kita merasa ”punya uang” dan kemudian membeli barang-barang yang sebetulkan tidak kita perlukan, sediakan uang secukupnya di dompet
11. Jangan biasakan ngutang… ntar jadi habit niey
Anak kos (dalam hal ini mahasiswa), selalu dicerminkan sebagai orang yang hidupnya merantau dan selalu saja merasa kurang. Dengan istilah yang sudah melekat tersebut, belum lengkap rasanya kalau kita belum katakan bahwa anak kost adalah sebagai insan yang mandiri dan kebanyakan hanya mengharap kiriman dari orang tua.
Walaupun kiriman bulanan berlebih, namun selalu saja terasa kurang bagi seorang anak kos, mungkin karena merasa duit yang didapatnya tiap bulan bukan hasil keringat sendiri:D, Namun ini tidak selalu seperti itu, ada pula yang berusaha bekerja keras membanting tulang demi membiayai kuliahnya.
Masalaaah....
Keuangan semakin akhir bulan semakin mencekik. Awal bulan makan steak chiken double di Waroeng Steack, akhir bulan mulai terjepit dan terhimpit, lihat uang di dompet sudah sangat tipis, terpaksa makan tahu tempe melulu. Permasalahannya, kemanakah duit bulanan yang seharusnya cukup tapi ternyata selalu terasa kurang? Mungkin anda dapat mengetahuinya melalui tips berhemat di bawah ini.
1. Kebutuhan Bulanan. Telah menjadi rutinitas bulanan berbelanja ke supermarket maupun swalayan terdekat untuk membeli kebutuhan bulanan seperti pasta gigi, sabun mandi, tisu, sabun cuci, aqua galon dll. Dalam membeli kebutuhan bulanan hal yang sangat peru diperhatikan adalah harga barang, sebelum membeli buatlah daftar list barang apa saja yang ingin di beli dan berapa target duit yang akan dikeluarkan, hal ini dimaksudkan agar kegiatan belanja lebih terkonsentrasi, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang kurang perlu dapat kita hendel dahulu. Selain itu masalah harga pun perlu di pertimbangkan, untuk apa membeli tisu dengan harga mahal kalau cuman buat bersihin noda, atau buat apa kita beli sabun mandi cair kalau masih ada sabun batangan yang lebih murah:D
2. Hair Style. ada apa dengan rambut? apa hubungannya dengan berhemat? Kalo dilihat dan diperhatikan, gaya rambut juga berpengaruh terhadap pengeluaran. Gaya rambut panjang apalagi kribo menjulang seperti menara:D akan sangat membutuhkan sampo dalam intensitas lebih tinggi dibandingkan dengan model rambut cepak ataupun gundul, sehingga satu minggu saja sampo botolan di kamar mandi sudah habis, belum lagi kutu dan masalah kebesihannya, sehingga akan mengeluarkan duit lebih untuk membeli obat pembasmi kutu:D. Menurut saya gaya rambut agak botak atau istilah kerennya cepak keliatan lebih rapi dan intelectual looking serta membantu dalam menghemat biaya untuk membeli sampo dan perawatan rambut, tidak usah kawatir akan masalah kutu, soalnya kutunya keliatan jadi bisa di tangkap:))
3. Mandi. mandi? kok jadi larinya ke mandi sich?. Mandi berhubungan dengan sabun, dan sabun berhubungan dengan pengeluaran, semakin banyak kita mandi, semakin banyak pula intensitas sabun yang di keluarkan:D. Saya melihat kebiasaan anak-anak kos yang males mandi, apalagi sedang liburan atau sedang tidak ada kegiatan kuliah, mungkin seharian badan tidak akan menyentuh air. Saya pikir itu adalah salah satu cara berhemat yang paling jorok:D.
4. Transportasi. Jalan-jalan mungkin perlu sewaktu-waktu, namun kalau setiap hari tentulah memerlukan ongkos bensin dan biaya jajan. Anak kos yang jalan kakai atau naik sepeda tentunya lebih hemat dibandingkan dengan anak kost yang menggunakan sepeda motor dari segi transportasi.
5. Makan. Jika kita tengok hadisnya Rasulullah "Makanlah jikala lapar dan berhentilah sebelum kenyang", menurut saya itu juga merupakan salah satu langah dalam penghematan. Saya sering bertanya kepada teman-teman, berapaka kalikah mereka makan dalam satu hari, ada yang menjawab dua kali, ada juga yang menjawab tiga kali, ada pula yang menjawab jika lapar saja. Tentu saja makan dua kali akan lebih hemat daripada makan tiga kali, kalau makan jikala lapar sebenarnya relatif, kalau setiap jam laper kan jadinya boros. Seperti itulah tips garing yang bisa saya utarakan, mungkin ada manfaatnya, mungkin juga tidak, semua tergantung kita:D dan yang paling penting jangan lupa komentarnya:D
Diorama Kehidupan Anak Kos
Demi pendidikan dan masa depan, mereka rela berpisah dari sanak keluarga, bersusah payah melakukan semuanya sendiri. Namun di balik kegigihan itu, tanpa disadari mereka telah menjadikan diri mereka seorang single-fighter. BAGI anak kuliahan, indekos bukan hal yang asing lagi, berganti status dari anak rumahan menjadi anak kos-kos-an nggak mudah lho. Perlu perjuangan supergigih agar bisa survive dan berhasil meraih cita-cita. Inilah, ‘nasib’ anak kos!!!
Bebas berkreativitas dan belajar ngirit
Benmar Alvaro Purba, 20 tahun, Mahasiswa Politeknik MBP semester 5
Bukan menuduh ortu atau saudara itu mengekang kreativitas, tapi ketika menyandang status anak kos luapan ekspresi untuk berkreativitas rasanya lebih nyata. Misalnya saja mau pulang pukul berapa, berlama-lama bercengkrama bersama teman-teman, bebas berdiskusi sampai larut malam tanpa ada yang melarang. Meski tidak dipungkiri terkadang larangan dari ortu itu demi kebaikan juga. Kalau lagi ‘bulan tua’, ilmu akuntasi yang dipelajari di masa SMA dulu langsung diaplikasikan. Otak pun muter menyiasati keuangan yang mulai menipis biar kebutuhan tetap bisa terpenuhi sampai supply uang berikutnya dari ortu tiba. “Jadi belajar ngiritlah, he-he-he…,” ucap Benmar sambil berkelakar. Sejauh ini, sejak menjadi anak kos, Benmar merasa hidupnya lebih tegar. Apalagi ketika membutuhkan uang lebih untuk kebutuhan kuliahnya. Benmar lebih memilih bekerja sebagai guru les gitar dan menjadi salah satu EO di kampusnya daripada harus meminta kepada orangtuanya. “Hasilnya nggak banyak sih tapi cukuplah menurut aku, dan semuanya itu demi mendapatkan pengalaman juga.”
Mandiri dan bertanggung jawab
Wildan Anwar Lubis, 24 tahun, Mahasiswa FISIP USU semester akhir
Pertama kali ngekos, Wildan nggak pernah merasakan kesedihan yang sangat melanda dirinya. “Waktu itu rasanya sedih banget, ditinggal jauh dari orang tua, bahkan sempat berpikir nggak mau ngelanjutin sekolah jika harus ngekos,” ungkap Wildan sambil menerawang ke masa SMA dulu. Tapi itu dulu, Wildan yang sekarang itu beda. Setelah beradaptasi dengan kehidupan kos yang nggak mudah, akhirnya ia kini mampu mengerjakan semuanya sendiri termasuk pekerjaan yang biasanya dikerjakan orang lain untuknya. Misalnya mencuci, menyetrika, menyediakan makanan. ”Kalau di rumah pekerjaan itu bisa dibantu orang lain. Misal pembantu, ortu, adik, kakak, saudara. Tapi di kos ya harus dikerjakan sendiri kecuali bagi anak kos yang mampu bayar laundry buat nyuciin bajunya.”
Meski ngekos identik dengan kebebasan, jauh dari orangtua ataupun saudara. Jadi anak kos harus dituntut untuk bisa bertanggung jawab minimal pada dirinya sendiri. Karena semua bergantung pada diri sendiri, mau jadi anak kos yang baik-baik, setengah baik, atau tidak baik. Ngekos juga membuat Wildan mengerti arti kasih sayang ortu dan saudara, sebab sejak mulai merantau, Wildan mengaku jadi lebih kangen dengan orang tua dan saudaranya.
Belajar sabar dan berbagi
Elita & Jipa, 21 & 22 tahun, Mahasiswi AMIK MBP
Ketika memutuskan ngekos, nggak pernah kebayang kalo ngekos itu ada nggak enaknya. “Habisnya yang terbayang di benak ya… bebas berekspresi tanpa ada kekangan orangtua, larangan ini-itu, pokoknya bebas deh,” ungkap Jipa kepada Aplaus ketika ditanya pengalaman pertama kali ngekos. Alhasil akibat dari kebebasan itu nilai mata kuliahnya menurun drastis. “Mungkin karena kesenangan ngekos kali ya, jadi lupa waktu, lupa belajar gitu,” tambah Elita teman sekamar Jipa di kosan. Tapi kondisi seperti itu nggak dibiarkan bertahan lama, Elita dan Jipa pun menyadari tujuan awal mereka merantau untuk menimba ilmu.
Kini, setelah matang dalam kehidupan kos, Jipa dan Elita mengaku bahwa hidupnya banyak dipengaruhi oleh pahit manisnya indekos. Terutama kesabaran mereka. Dengan ngekos hidup dituntut untuk belajar sabar dan berbagi karena suasana kos bisa jadi sangat berbeda dengan suasana rumah. Mungkin di rumah sebagian besar dari kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dan bertindak sesuka kita. Tapi di kos kita tidak bisa seenaknya sendiri. Kepentingan kita bisa jadi berbenturan dengan kepentingan teman kos kita. Misalnya mau nyalain musik kenceng-kenceng sementara teman kita di sebelah sedang belajar. Mau mandi berlama-lama harus tau diri karena antrian menunggu. “Kalau sudah berantem sama teman satu kamar, suasana kos malah jadi nggak nyaman,” kenang Jipa sambil melirik Elita yang pernah tidak akur dengan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar